Tuesday, November 7, 2017

DELIRIUM PADA PASIEN KRITIS DI ICU

Delirium merupakan sebuah sindroma akut maupun sub akut yang cenderung mengalami fluktuasi di siang hari yang ditandai dengan gangguan tingkat kesadaran, perhatian dan persepsi seseorang. Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan angka mortalitas, komplikasi, peningkatan Length of Stay (LOS) di ruang ICU, dan peningkatan biaya perawatan pasien. Kejadian delirium di ICU telah mencapai angka 45% sampai 87%. Insiden kejadian delirium meningkat pada pasien yang terpasang ventilator mekanik. Walaupun angka kejadian delirium di ICU tergolong tinggi, namun kesadaran petugas kesehatan untuk mengkaji delirium masih dinilai kurang. Kurangnya pengkajian kognitif pasien secara teratur, kesulitan perawat untuk berkomunikasi dengan pasien yang terpasang ventilator mekanik, tipe delirium yang hipoaktif, serta kurangnya instrument untuk mengkaji delirium akan menjadikan pengkajian/penilaian dini tentang delirium kurang dilakukan di ICU. Delirium tipe hipoaktif yang disertai dengan depresi, dimensia serta kesulitan mengkaji pasien dalam kondisi tersedasi merupakan sebuah hambatan yang serius untuk mengkaji dan mengenali delirium. Delirium tipe hiperaktif biasanya berhubungan dengan kejadian agitasi sehingga lebih mudah dikenali daripada delirium tipe hipoaktif. Namun delirium tipe hiperaktif dapat menimbulkan masalah baru terkait dengan isu keselamatan pasien dan proses perawatan pada pasien tersebut. Sebuah program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mendiagnosis dan mengelola delirium, dapat meningkatkan efisiensi perawat dan memperbaiki outcome pada pasien. Pencegahan dan pengelolaan delirium sangat penting untuk mengidentifikasi faktor risiko, mengevaluasi lingkungan pasien, menjalankan asuhan keperawatan dasar pada pasien, dan melakukan intervensi farmakologi maupun non farmakologi pada pasien dengan delirium. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa intervensi non farmakologi mampu menurunkan kejadian, durasi, serta tingkat keparahan delirium. Salah satu bentuk intervensi non farmakologi adalah interventional training programme. Interventional training programme adalah efektif untuk menurunkan insiden, tingkat keparahan dan durasi delirium. Sumber : Birgea, A.O and Aydin, H.T. (2017). The effect of nonpharmacological trainingon delirium identification and interventionstrategies of intensive care nurses. Intensive and Critical Care Nursing. http://dx.doi.org/10.1016/j.iccn.2016.08.009

No comments:

Post a Comment