Tuesday, November 25, 2014

Penanganan Kegawatan Pada Luka Bakar

A.    Definisi
Luka bakar merupakan suatu kelainan akibat trauma terkena api, air panas atau air keras, apapun yang menyebabkan kulit rusak. Penyebab luka bakar diantaranya : termal, bahan kimia (asam/basa kuat), listrik, serta radiasi.

B.    Klasifikasi
Secara umum, derajat pada luka bakar dibedakan menjadi :
1.    Luka bakar derajat I
Luka bakar pada derajat I adalah hanya lapisan luar kulit. Cirinya pada luka bakar derajat I adalah merah, bengkak, kulit teraba lunak, dan korban/pasien akan merasakan nyeri.
2.    Luka bakar derajat II
Luka bakar pada derajat II merupakan luka bakar yang mengenai setengah lapisan kulit. Tanda dari luka bakar derajat II adalah struktur kulit tampak kasar, adanya lepuh, serta korban akan merasakan nyeri yang hebat.
3.    Luka bakar derajat III
Pada luka bakar derajat III, seluruh lapisan kulit sudah terbakar. Tanda dari luka bakar derajat III adalah kulit tampak pucat-berlilin, serta hangus (hitam/arang). Pada luka bakar derajat III, korban tidak akan merasakan nyeri lagi, karena saraf juga ikut terbakar.

C.    Penentuan Luas Luka Bakar
Untuk menentukan luas area yang mengalami luka bakar, bisa ditentukan dengan menggunakan berbagai rumus, salah satunya adalah dengan rule of nine. Dengan menggunakan rule of nine ini, maka setiap organ yang terbakar akan dihargai/dianggap memiliki luas 9%. Berikut adalah cara penentuan luas luka bakar menggunakan rule of nine pada dewasa dan anak :
a)    Menentukan Luas Luka Bakar Pada Dewasa :
1.    Kepala                                       9%
2.    Badan depan bagian atas            9%
3.    Badan depan bagian bawah        9%
4.    Badan belakang bagian atas        9%
5.    Badan belakang bagian bawah    9%
6.    Lengan kanan                             9%
7.    lengan kiri                                   9%
8.    tungkai kanan bagian depan        9%
9.    Tungkai kanan bagian belakang   9%
10.    Tungkai kiri bagian depan          9%
11.    Tungkai kiri bagian belakang      9%
12.    kelamin                                     1%

Gambar 1 : Penentuan Luas Luka Bakar Pada Dewasa  dengan Rule of Nine
b)    Penentuan Luas Luka Bakar Pada Anak
1.    kepala                                       18%
2.    badan depan bagian atas            9%
3.    badan depan bagian bawah        9%
4.    badan belakang bagian atas        9%
5.    badan belakang bagian bawah    9%
6.    lengan kanan atas                       4,5%
7.    lengan kanan bawah                   4,5%
8.    lengan kiri atas                           4,5%
9.    lengan kiri bawah                       4,5%
10.    tungkai kanan bagian depan        7%
11.    tungkai kanan bagian belakang    7%
12.    tungkai kiri bagian depan             7%
13.    tungkai kiri bagian belakang        7%

D.    Penentuhan Kebutuhan Cairan Pada Luka Bakar
Ada berbagai formula yang bisa digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada pasien dengan luka bakar. Salah satunya dalah dengan menggunakan formula Baxter. Rumus menghitung kebutuhan cairan dengan menggunakan formula Baxter adalah :
             4 cc X kgBB X % Luas Luka bakar
Cara pemberian cairan pada hari pertama adalah separuh cairan hasil penghitungan dengan menggunakan formula Baxter diberikan pada 8 jam pertama, separuhnya lagi 16 jam berikutnya.

E.    Penanganan Kegawatan Pada Luka Bakar
Penanganan kegawatan pada korban dengan luka bakar diantaranya :
1.    Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong. Jika memang dirasa tempat kejadian belum aman, maka hendaknya penolong tidak memaksakan diri untuk memberikan pertolongan.
2.    Buka pakaian dan perhiasan korban. Perhiasan yang mengandung logam akan menjadi konduktor panas. Untuk mencegah perluasan area yang terbakar, maka perhiasan korban hendaknya dilepas.
3.    Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terbakar. Bila bahan kimia alirkan selama ± 20 menit. Jika luka bakar akibat bahan kimia yang sifatnya serbuk, maka bersihkan dulu serbuk yang ada di tubuh pasien sebelum dilakukan penyiraman.
4.    Lakukan penilaian Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure pada korban. Pada korban luka bakar pada area wajah, maupun korban dengan inhalasi uap panas, maka perlu kita waspadai adanya oedema laring yang ditandai dengan suara stridor saat klien bernapas. Selain itu tanda bulu hidung yang terbakar, ludah yang mengandung karbon merupakan salah satu tanda bahwa korban mengalami inhalasi uap panas.
5.    Berikan oksigen jika ada. Berikan resusitasi napas jika perlu. Pada luka bakar akibat listrik, biasanya pasien akan mengalami henti napas atau bahkan henti jantung. Cara yang bisa kita lakukan untuk memberikan pertolongan adalah dengan memberikan bantuan napas, atau kalau pasien sampai henti jantung maka dapat dilakukan RJP (Resusitasi jantung paru).
6.    Jangan menusuk atau memecah lepuh pada area yang mengalami luka bakar karena hal itu dapat menyebabkan infeksi.
7.    Segera rujuk ke pelayanan kesehatan terdekat.

No comments:

Post a Comment