Manusia hidup di dunia tentunya mempunyai tujuan, baik itu tujuan jangka panjang dan juga tujuan jangka pendek. Salah satu tujuan dari kehidupan manusia adalah memenuhi semua jenis kebutuhan, baik itu kebutuhan jasmani, maupun rohani, kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekunder, dsb. Agar tujuan tersebut bisa tercapai, tentunya manusia harus berada dalam kondisi yang sehat. Sehat tidak hanya terbebas dari segala kondisi penyakit fisik saja, tetapi juga bebas dari segala penyakit jiwa, penyakit hati, dan juga sehat dalam pergaulan bermasyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan seluruh badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. Sedangkan menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut WHO, kesehatan merupakan keadaan baik secara menyeluruh termasuk kondisi fisik, mental dan sosialnya, tidak sekedar terbebas dari suatu penyakit atau kecacatan. Pengertian kesehatan seperti ini, mengandung makna bahwa setiap kondisi lingkungan dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik, mental, dan sosial seseorang atau bisa juga dikatakan bahwa kondisi lingkungan manusia akan mempengaruhi kesehatan manusia.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan unik. Dikatakan sempurna karena manusia dibekali akal, sedangkan dikatakan unik karena sifat manusia di dunia ini berbeda-beda. Untuk mencapai kesehatan, manusia harus memenuhi semua kebutuhan yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosial, kultural (disingkat biopsikososiokultural) dan spiritual. Contoh dari kebutuhan biologis diantaranya makan, minum, aktivitas sex, olahraga, dll. Manusia perlu refresing, rekreasi untuk memenuhi kebutuhan psikologis. Untuk memenuhi kebutuhan sosial, manusia butuh berteman dan berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, sebagai makhluk yang berbudaya manusia juga butuh aturan/norma dalam kehidupan sesuai dengan nilai-nilai budayanya, serta untuk memenuhi kebutuhan spiritual, manusia butuh beribadah dan berdo’a agar dapat mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Itulah konsep kesehatan secara holistik. Holistik artinya memandang manusia secara utuh, menyeluruh sehingga tidak hanya menitikberatkan pada aspek jasmani/badaniah saja, melainkan juga aspek yang lainnya, karena kelima aspek tersebut akan saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Hal tersebut, sesuai dengan konsep Islam yang menyatakan bahwa penciptaan manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu jasmaniah/badaniah, rohaniah, dan juga qolbu/hati, sehingga untuk mencapai kesehatan manusia juga harus memenuhi kebutuhan ketiga unsur tadi. Itulah yang dinamakan dengan kesehatan secara holistik. Holistik artinya menyeluruh atau dalam istilah Islam dinamakan dengan kaffah.
Kozier (1995), mengatakan bahwa dalam konsep holistik, memandang semua kehidupan organisme sebagai interaksi, sehingga adanya gangguan pada satu bagian akan mengganggu sistem secara keseluruhan. Artinya adanya gangguan pada salah satu bagian akan memberikan dampak pada sistem secara keseluruhan. Holistik berkaitan dengan kesejahteraan (wellness) yang percaya memiliki dampak terhadap status kesehatan manusia. Ada lima dimensi yang harus dipenuhi oleh manusia agar dapat mencapai kesehatan, diantaranya :
1. Dimensi fisik
Dimensi fisik merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, usaha untuk mencapai kesehatan melalui pemeliharaan nutrisi secara adekuat, berat badan ideal, terhindar dari ketergantungan obat dan alkohol atau rokok serta secara umum melakukan kebiasan hidup positif.
2. Dimensi sosial
Dimensi ini menggambarkan kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain dan lingkungan, membina dan memelihara keakraban dengan orang lain serta menghargai dan toleransi terhadap kepercayaan yang berbeda.
3. Dimensi emosional
Pada dimensi ini menggambarkan individu mempunyai kemampuan untuk menghadapi stress serta mengekspresikan emosi dengan baik. Kesejahteraan emosional, bila dapat mengenal, menerima dan mengekspresikan perasaan dan kekurangan orang lain.
4. Dimensi intelektual
Dimensi ini menggambarkan kemampuan seseorang untuk belajar dan menggunakan karier. Kesejahteraan intelektual meliputi usaha meneruskan pertumbuhan dan belajar menghadapi masalah baru secara efektif.
Jika manusia sudah mampu memenuhi dari kelima dimensi tersebut, maka manusia berada dalam kondisi sehat, karena istilah kesehatan dalam holistik, berarti manusia perlu menyeimbangkan antara unsur mind, body and spirit.
Sumber : Salbiah. 2006. Konsep Holistik Dalam Keperawatan Melalui Pendekatan Model Adaptasi Sister Callista Roy. www. repository.usu.ac.id/
No comments:
Post a Comment