Meningitis Bakteri adalah penyakit yang mengancam jiwa yang bisa menyerang dengan cepat pada anak, dewasa maupun lanjut usia. Meskipun dapat menyerang siapa saja tetapi bayi dan anak-anak adalah kelompok umur yang paling banyak menderita penyakit ini. Dilaporkan setengah dari jumlah total penyakit meningitis terjadi pada kelompok umur balita. Saat ini kelompok umur remaja (15 – 19 tahun) merupakan kelompok umur yang mengalami risiko tinggi untuk terjadinya penyakit meningitis.
Meningitis adalah peradangan pada selaput yang membungkus otak (meningens) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Di inggris penyebab paling banyak dari penyakit ini adalah Neisseria meningitidis (meningococcus). Neisseria meningitidis tidak hanya menyebabkan meningitis tetapi dapat pula menyebabkan septicemia. meningokokus
meningitis dan septicaemia dapat terjadi secara terpisah atau bersama-sama, dengan septikemia umumnya menjadi lebih mengancam jiwa.
A. Tanda dan Gejala.
Meningitis seringkali sulit didiagnosa pada tahap awal, dikarenakan gejala penyeakit ini menyerupai tanda dan gejala penyakit infeksi virus pada umumnya. Tanda dan gejala tahap awal yangdapat muncul adalah ; demam, sakit kepala, mual, nyeri otot dan sendi, kesulitan bernafas, dan hilangnya selera makan. Onset dari penyakit ini cepat dan gejala dapat muncul tidak berurutan, bahkan beberapa gejala dapat tidak muncul. Hal ini tambah mempersulit petugas kesehatan, khususnya perawat dalam menskrining penyakit ini. Anamnese dan pemeriksaan fisik yang lengkap dari perawat dapat meningkatkan skrening terhadappenyakit ini.
Meningitis dapat disebabkan oleh :
1. Bakteri Pada anak dan orang dewasa ;
a. Neiserria meningitidis.
b. Streptocokus Pneumonia atau pneumokokus.
c. Mycobacterium Tuberculosis.
d. Haemophilus Influenza Type B.
2. Bakteri pada neonatus :
a. Streptococus Grup B.
b. Eschericia Coli.
c. Streptocokus Pneumonia atau pneumokokus.
d. Listeria monocytogenes.
3. Virus.
a. Enterovirus.
b. Mumps.
c. Herpes Simplex.
d. Measles
4. Fungi.
a. Cryptococcus Neoformans.
b. Candida Albicans.
C. Diagnosis.
Penegakan diagnosa awal dari meningitis berdasarkan riwayat penyakit pasien bersamaan dengan pemeriksaan fisik yang komprehensif. Diagnosa awal ini kemudian di konfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, yaitu: [emeriksaan darah lengkap, waktu pembekuan darah, analisa gas darah, glukosa darah, C reaktif protein dan polymerase chain reaction. Pemeriksaan lumbal fungsi sebaiknya dilakukan pada anak-anak dan remaja kecuali terdapat kontraindikasi.
D. Managemen Tatalaksana.
Managemen awal dari penderita meningitis harus dirawat di ruang intensif sebagai kondisi kegawatan. Antibiotik parenteral harus diberikan pada kesempatan pertama. Pemberian antibiotik sebaiknya secara intravena. Pemilihan antibiotik dapat disesuaikan dengan umur dan faktor lainnya. Setelah dilakukan uji sensitivitas terhadap kuman penyebab, antibiotik dapat disesuaikan dengan agen penyebab. Ceftriaxone dan cefotaxime yang paling sering digunakan.
Managemen pemberian cairan adalah penting pada penderita meningitis. Kaji tanda-tanda syok, dehidrasi dan peningkatan tekanan intrakranial. Dehidrasi perlu dikoreksi dengan pemberian cairan isotonis, cairan tidak boleh dibatasi kecuali ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Pantau intake dan output cairan, elektrolit darah dan glukosa darah.
kortikosteroid mungkin dapat diberikan sebagai pengobatan tambahan untuk meningitis bakteri. Karena kortikosteroid dapat mengurangi edema cerebral. Intubasi dapat dilakukan bila terdapat tanda-tanda depresi pernafasan.
Pengukuran rutin dan pencatatan denyut jantung, laju pernapasan, darah tekanan, saturasi oksigen dan status neurologis yang penting sebagai bagian dari penilaian klinis yang akurat.
E. Algoritme Manajemen Penanganan Meningitis Bakterial
1. Identifikasi penderita terhadap tanda meningitis.
2. Kaji Airway, Breathing dan Circulation dari pasien.
3. Kaji tanda peningkatan tekanan intrakranial atau syok :
a. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :
1) Penurunan tingkat kesadaran.
2) Bradikardi relatif dan hipertensi.
3) Tanda fokal neurologis.
4) Papiloedema.
5) Abnormal gerakan mata boneka.
b. Tanda Syok :
1) CRT > 2 detik.
2) Perubahan warna kulit ; pucat.
3) Tachikardi dan atau hypotensi.
4) Kesulitan bernafas atau tanda pernafasan.
5) Nyeri tungkai.
6) Dingin pada tangan dan kaki.
7) Penurunan produksi urin.
8) Penurunan tingkat kesadaran.
4. Diagnostik tes dan koreksi dehidrasi :
a. Diagnostik test :
1) Darah lengkap.
2) CRP.
3) Pemeriksaan koagulasi darah.
4) Kultur darah.
5) PCR.
6) AGD dan Glukosa darah
b. Koreksi dehydrasi :
5. Lakukan Lumbal Fungsi (bila tidak ada kontraindikasi) :
a. Kontraindikasi lumbal fungsi :
1) Tanda- tanda menunjukan Peningkatan TIK.
2) Syok.
3) Purpura yang menyeluruh.
4) Setelah kejang.
5) Gangguan pembekuan darah.
6) Terdapat infeksi disekitar area lumbal fungsi.
7) Distres pernafasan.
8) Pemeriksaan radiologi membuktikan peningkatan TIK.
6. Lumbal fungsi menunjukan meningitis bakteri.
7. Tusukan lumbal fungsi gagal tetapi kecurigaan klinis yang tinggi.
8. Berikan antibiotik dengan mempertimbangkan diagnosa diferensial dan berikan korticosteroid jika ada indikasi.
Meningitis adalah peradangan pada selaput yang membungkus otak (meningens) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Di inggris penyebab paling banyak dari penyakit ini adalah Neisseria meningitidis (meningococcus). Neisseria meningitidis tidak hanya menyebabkan meningitis tetapi dapat pula menyebabkan septicemia. meningokokus
meningitis dan septicaemia dapat terjadi secara terpisah atau bersama-sama, dengan septikemia umumnya menjadi lebih mengancam jiwa.
A. Tanda dan Gejala.
Meningitis seringkali sulit didiagnosa pada tahap awal, dikarenakan gejala penyeakit ini menyerupai tanda dan gejala penyakit infeksi virus pada umumnya. Tanda dan gejala tahap awal yangdapat muncul adalah ; demam, sakit kepala, mual, nyeri otot dan sendi, kesulitan bernafas, dan hilangnya selera makan. Onset dari penyakit ini cepat dan gejala dapat muncul tidak berurutan, bahkan beberapa gejala dapat tidak muncul. Hal ini tambah mempersulit petugas kesehatan, khususnya perawat dalam menskrining penyakit ini. Anamnese dan pemeriksaan fisik yang lengkap dari perawat dapat meningkatkan skrening terhadappenyakit ini.
Tabel 1. Tanda dan Gejala Meningitis.
Beberapa penelitian menyebutkan tanda awal dari septicemia adalah nyeri kaki, tangan dan kaki dingin dan pucat. Setelah itu disusul dengan beberapa tanda lain dari septicemia, yaitu : Ruam pada kulit, fotofobia, kekakuan pada leher serta penurunan kesadaran. Ruam pada septicemia dapat dimulai dengan makulopapular (blansing) kemudian berkembang menjadi petechi, petechi ini sering bergabung dan membentuk purpura (non-blanching). Uji kaca dapat digunakan untuk melihat apakah ruam blansing atau non-blanching. Uji kaca ini dapat menuntun kita untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti kearah penegakan diagnosa meningitis.
Gambar 1. Uji Kaca untuk membedakan ruam blansing atau non-blanching.
B. Penyebab.Meningitis dapat disebabkan oleh :
1. Bakteri Pada anak dan orang dewasa ;
a. Neiserria meningitidis.
b. Streptocokus Pneumonia atau pneumokokus.
c. Mycobacterium Tuberculosis.
d. Haemophilus Influenza Type B.
2. Bakteri pada neonatus :
a. Streptococus Grup B.
b. Eschericia Coli.
c. Streptocokus Pneumonia atau pneumokokus.
d. Listeria monocytogenes.
3. Virus.
a. Enterovirus.
b. Mumps.
c. Herpes Simplex.
d. Measles
4. Fungi.
a. Cryptococcus Neoformans.
b. Candida Albicans.
C. Diagnosis.
Penegakan diagnosa awal dari meningitis berdasarkan riwayat penyakit pasien bersamaan dengan pemeriksaan fisik yang komprehensif. Diagnosa awal ini kemudian di konfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, yaitu: [emeriksaan darah lengkap, waktu pembekuan darah, analisa gas darah, glukosa darah, C reaktif protein dan polymerase chain reaction. Pemeriksaan lumbal fungsi sebaiknya dilakukan pada anak-anak dan remaja kecuali terdapat kontraindikasi.
D. Managemen Tatalaksana.
Managemen awal dari penderita meningitis harus dirawat di ruang intensif sebagai kondisi kegawatan. Antibiotik parenteral harus diberikan pada kesempatan pertama. Pemberian antibiotik sebaiknya secara intravena. Pemilihan antibiotik dapat disesuaikan dengan umur dan faktor lainnya. Setelah dilakukan uji sensitivitas terhadap kuman penyebab, antibiotik dapat disesuaikan dengan agen penyebab. Ceftriaxone dan cefotaxime yang paling sering digunakan.
Managemen pemberian cairan adalah penting pada penderita meningitis. Kaji tanda-tanda syok, dehidrasi dan peningkatan tekanan intrakranial. Dehidrasi perlu dikoreksi dengan pemberian cairan isotonis, cairan tidak boleh dibatasi kecuali ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Pantau intake dan output cairan, elektrolit darah dan glukosa darah.
kortikosteroid mungkin dapat diberikan sebagai pengobatan tambahan untuk meningitis bakteri. Karena kortikosteroid dapat mengurangi edema cerebral. Intubasi dapat dilakukan bila terdapat tanda-tanda depresi pernafasan.
Pengukuran rutin dan pencatatan denyut jantung, laju pernapasan, darah tekanan, saturasi oksigen dan status neurologis yang penting sebagai bagian dari penilaian klinis yang akurat.
E. Algoritme Manajemen Penanganan Meningitis Bakterial
1. Identifikasi penderita terhadap tanda meningitis.
2. Kaji Airway, Breathing dan Circulation dari pasien.
3. Kaji tanda peningkatan tekanan intrakranial atau syok :
a. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :
1) Penurunan tingkat kesadaran.
2) Bradikardi relatif dan hipertensi.
3) Tanda fokal neurologis.
4) Papiloedema.
5) Abnormal gerakan mata boneka.
b. Tanda Syok :
1) CRT > 2 detik.
2) Perubahan warna kulit ; pucat.
3) Tachikardi dan atau hypotensi.
4) Kesulitan bernafas atau tanda pernafasan.
5) Nyeri tungkai.
6) Dingin pada tangan dan kaki.
7) Penurunan produksi urin.
8) Penurunan tingkat kesadaran.
4. Diagnostik tes dan koreksi dehidrasi :
a. Diagnostik test :
1) Darah lengkap.
2) CRP.
3) Pemeriksaan koagulasi darah.
4) Kultur darah.
5) PCR.
6) AGD dan Glukosa darah
b. Koreksi dehydrasi :
5. Lakukan Lumbal Fungsi (bila tidak ada kontraindikasi) :
a. Kontraindikasi lumbal fungsi :
1) Tanda- tanda menunjukan Peningkatan TIK.
2) Syok.
3) Purpura yang menyeluruh.
4) Setelah kejang.
5) Gangguan pembekuan darah.
6) Terdapat infeksi disekitar area lumbal fungsi.
7) Distres pernafasan.
8) Pemeriksaan radiologi membuktikan peningkatan TIK.
6. Lumbal fungsi menunjukan meningitis bakteri.
7. Tusukan lumbal fungsi gagal tetapi kecurigaan klinis yang tinggi.
8. Berikan antibiotik dengan mempertimbangkan diagnosa diferensial dan berikan korticosteroid jika ada indikasi.
SUMBER :
Donovan. C & Blewitt J, 2010, Signs, Symptoms and Management of Bacterial Meningitis.
0 Komentar untuk "Manajemen Penatalaksanaan Meningitis Bakteri"