Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%. Masker sederhana digunakan untuk terapi oksigen jangka pendek. Masker ini kontraindikasi bagi klien yang mengalami retensi karbondioksida karena akan memperburuk retensi.
a. Keuntungan Pemakaian Masker Sederhana
Keuntungan dari pemakaian masker sederhana adalah :
1) Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal
2) Sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar
3) Dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
b. Kerugian Pemakaian Masker Sederhana
Kerugian dari pemakaian masker sederhana adalah :
1) Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%
2) Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemakaian Masker Sederhana
1) Perhatikan humidifier.
2) Perawat harus selalu mengetahui aliran udara yang diberikan.
3) Perhatikan respon pasien. Jika pasien muntah, maka hati-hati dalam pemakaian masker, karena bisa menyebabkan aspirasi.
4) Perhatikan kulit area pemasangan masker, biasanya terjadi iritasi.
5) Pemasangan masker harus tepat agar tidak terjadi kebocoran oksigen.
2. Non Rebreathing Mask
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 80-100% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi. Masker ini dapat mempertahankan suplai oksigen dengan konsentrasi tinggi di dalam kantung reservoir.
a. Indikasi
Klien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi.
b. Keuntungan Pemakaian Non Rebreathing Mask
Keuntungan pemakaian non rebreathing mask adalah :
1) Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapai 100%
2) Tidak mengeringkan selaput lendir.
3) Tidak dipengaruhi oleh udara luar.
c. Kerugian Pemakaian Non Rebreathing Mask
Kerugian pemakaian non rebreathing mask adalah :
1) Kantong oksigen bisa terlipat/kempes sehingga klien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida.
2) Mengikat (sungkup harus terus melekat pada pipi/wajah pasien untuk mencegah kebocoran).
3) Lembab
4) Pasien tidak dapat makan, minum atau berbicara.
5) Dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah, terutama pada pasien tidak sadar atau anak-anak.
d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemakaian Non Rebreathing Mask
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian non rebreathing mask :
1) Perawat harus mengembangkan kantung dengan jalan mengisi O2 dengan aliran tinggi.
2) Perawat harus seringkali menginspeksi kantung untuk memastikan kantung tersebut mengembang. Apabila kantung tersebut mengempes, maka klien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida.
3) Perawat harus memperhatikan kulit di area tempat pengikatan masker, karena mudah terjadi iritasi.
4) Perawat harus mengobservasi kondisi pasien yang muntah karena bisa menyebabkan aspirasi.
5) Pemasangan masker harus tepat agar tidak terjadi kebocoran oksigen.
3. Rebreathing Mask
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 40 – 60% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt. Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi 1/3 bagian volume ekshalasi masuk ke kantong, 2/3 bagian volume ekshalasi melewati lubang-lubang pada bagian samping.
a. Indikasi
Klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah.
b. Keuntungan Pemakaian Rebreathing Mask
Keuntungan pemakaian rebreathing mask adalah :
1) Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana
2) Tidak mengeringkan selaput lendir
c. Kerugian Pemakaian Rebreathing Mask
Kerugian pemakaian rebreathing mask adalah :
1) Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah
2) Jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2
3) Kantong oksigen bisa terlipat.
d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemakaian Rebreathing Mask
1) Perawat harus memperhatikan kulit di area tempat pengikatan masker, karena mudah terjadi iritasi.
2) Perawat harus mengobservasi kondisi pasien yang muntah karena bisa menyebabkan aspirasi.
3) Pemasangan masker harus tepat agar tidak terjadi kebocoran oksigen.
Sumber :
Esmond, G and Mikelsons, C. 2009. Non-Invasive Respiratory Support Techniques. http://en.bookfi.org. Diakses tanggal 18 Juni 2012 pukul 13.05 WIB.
Harahap, I.A. 2004. Terapi Oksigen Dalam Asuhan Keperawatan. USU Digital Library. http://lybrary.usu.ac.id. Diakses tanggal 18 Juni 2012 pukul 13.00 WIB.
Kusyati, dkk. 2003. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar. Semarang : Kilat Press.
Potter and Perry. 2005. Buku Ajar : Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC.
Rokhaeni, H., Purnamasari, E., Rahayoe, A.U. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Edisi 1, Jakarta : Bidang pendidikan dan pelatihan pusat kesehatan jantung dan pembuluh darah nasional “Harapan Kita”.
Tanjung, D. 2003. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ventilasi Mekanik. USU Digital Library. http://lybrary.usu.ac.id. Diakses tanggal 18 Juni 2012 pukul 13.10 WIB.
Wijayanti, V., Nawawi, A.M. 2009. Ventilasi Mekanik. http://skripsistikes.com. Diakses tanggal 19 Juni 2012 pukul 14.00 WIB
No comments:
Post a Comment