Wednesday, November 2, 2016

VENTILATOR WEANING

Weaning merupakan usaha untuk melepaskan penderita dari ketergantungan ventilator mekanik (Saryono, 2010). Weaning juga dapat diartikan sebagai usaha untuk melepaskan penderita dari ketergantungan ventilasi mekanik yang dilakukan secara bertahap. Dengan kata lain weaning berarti pengurangan bantuan hingga penghentian pemberian terapi oksigen ventilasi mekanik karena kebutuhan ventilasi pasien terpenuhi. Berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa weaning merupakan rangkaian proses pelepasan pasien dari bantuan ventilasi mekanik dan berlangsung secara bertahap yang titik puncaknya adalah proses ekstubasi/pelepasan jalan napas buatan dari tubuh pasien. Adapun tujuan dari proses weaning adalah : 1. Mempersingkat kebutuhan ventilasi mekanik pada pasien Kebutuhan pasien akan ventilasi mekanik harus segera dihentikan karena kalau pasien terlalu lama menggunakan bantuan ventilasi mekanik (prolonge) maka akan menyebabkan ketergantungan terhadap pemakaian ventilator mekanik. 2. Menurunkan risiko infeksi Setiap pasien yang terpasang ventilator mekanik akan berisiko terkena Ventilator Associated Pneumonia (VAP). VAP merupakan pneumonia yang terjadi dalam kurun waktu 48 jam setelah proses intubasi pada pasien yang terpasang ventilator mekanik. Semakin singkat penggunaan ventilator mekanik pada pasien maka akan semakin menurunkan risiko infeksi pada pasien. 3. Menurunkan lama rawat pasien/length of stay (LOS) Penyebab meningkatnya LOS pada pasien yang terpasang ventilator mekanik adalah adanya komplikasi dari penyakit, salah satu diantaranya adalah infeksi. Semakin cepat pasien dilakukan weaning maka risiko infeksi akan dapat diturunkan sehingga berdampak pada semakin menurunkan lama rawat pasien. 4. Menurunkan biaya/cost Semakin singkat penggunaan ventilator pada pasien akan menurunkan biaya yang harus dikeluarkan pasien. Selain itu dengan semakin cepatnya proses weaning maka lama rawat akan menurun dan itu juga bisa menurunkan biaya perawatan. Adapun kriteria pasien yang bisa dilakukan weaning diantaranya : 1. Masalah primer penyebab gagal napas pada pasien sudah teratasi. Artinya core problem dari paien harus sudah tertangani. 2. Hemodinamik stabil, yang berarti pasien tidak menggunakan obat vasoaktif atau inotropik. 3. Status neurologis adekuat dengan nilai GCS > 8, dan jika pasien tersedasi nilai Richmond Agitation-Sedation Scale Score berada pada rentang −2 to 0 yang berarti pasien mendapatkan dosis sedasi yang minimal. 4. Pasien tidak mengalami demam (suhu tubuh < 380C). 5. Pertukaran gas adekuat dengan nilai PF ratio > 200 dengan nilai PEEP 5 cmH2O. 6. Nilai PCO2 dan juga pH dalam rentang normal. Atau dengan kata lain, kriteria pasien bisa dilakukan weaning meliputi 3 hal, yaitu : A. Pengkajian subjektif, yang meliputi : • Batuk adekuat • Tidak menggunakan agent neuromuscular blocking • Tidak ada produksi mucus yang berlebih pada trakheo-bronkhial. • Core problem pada pasien sudah teratasi • Tidak mendapatkan sedasi yang berkelanjutan B. Pengukuran objektif, yang meliputi : • Status kardiovaskuler stabil • HR < 140 x/menit • Tidak ada iskemik miokard • Tidak anemia (Hb > 8 g/dl) • Tekanan darah sistolik 90 – 160 mmHg • Tidak demam (rentang 36 < suhu < 380C) • Penggunaan vasopressor dan inotropik pada dosis minimal ( < 5 ug/kgBB/menit untuk dopamin atau dobutamin) C. Parameter oksigenasi yang adekuat, yang meliputi : • Nilai tidal volume > 5 cc/kgBB • Nilai vital capacity > 10 cc/kgBB • RR < 35 x/menit • PaO2 > 60 mmHg, dan nilai PCO2 < 60 mmHg • PEEP (Positif End Expiratory Pressure) < 8 cmH2O • Tidak terjadi asidosis respiratorik (pH > 7.30) • RR / tidal volume < 105

1 comment:

  1. Terimakasih ilmunya semoga Allah selalu memberikan kekuatan kesehatan dan keberkahan umur untuk mu Aamiin

    ReplyDelete