Beberapa metode pembelajaran praktik Klinik/lapangan/komunitas yang dapat digunakan :
a. Observasi
Metode ini memberikan kesempatan peserta didik untuk mengamati kasus/obyek belajar/fenomena yang ada di klinik/lapangan. Tujuan observasi ini adalah untuk mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh gambaran secara nyata di klinik/lapangan, memberi kesempatan melihat praktik yang dilakukan oleh orang lain, dan memberi kesempatan mengobservasi praktik yang mungkin peserta didik tidak mempunyai peluang untuk melakukannya.
b. Pengalaman
Metode ini memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang merupakan bentuk penyediaan pengalaman langsung melalui praktik klinik yang melibatkan interaksi dengan klien secara nyata dan tim kesehatan yang ada di lapangan. Metode pengalaman langsung berdasarkan pada fenomena konsep belajar. Dengan memfasilitasi interaksi peserta didik dengan lingkungan profesi dan melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
c. Penugasan
Penugasan klinik merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik ditempatkan di suatu ruangan atau unit tertentu, yang memungkinkan peserta didik kontak langsung dengan klien dengan berbagai kondisi, pengalaman praktik dalam kelompok, staf atau tim kesehatan lain. Penugasan klinik ini sangat membantu peserta didik dalam menerapkan konsep dan teori ke dalam praktik, belajar bagaimana memadukan berbagai ilmu, mengembangkan keterampilan, sosialisasi praktik, terbiasa dengan lingkungan profesi dan terbiasa dengan lingkungan profesi dan mengembangkan kemampuan bekerja dengan orang lain. Metode penugasan klinik ini disesuaikan dengan tujuan kebutuhan belajar peserta didik, dasar pengetahuan peserta didik.
d. Simulasi atau Role-play
Metode role play atau simulasi ini dilakukan untuk tujuan memberi kesempatan peserta didik memerankan suatu aktifitas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode ini diawali dengan menyampaikan tujuan simulasi/role play, menjelaskan jalannya simulasi/role play, mengatur peserta didik untuk memerankan sesuai dengan apa yang akan disimulasikan/role play, melakukan uji coba pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh pembirnbing, memberikan komentar apabila waktu simulasi telah lewat, muncul masalah atau peserta didik kurang menguasai, melakukan konferensi atau diskusi setelah simulasi untuk membahas proses simulasi/role play.
e. Konferensi
Metode konferensi ini yang sering digunakan adalah dengan "Team teaching Conference", yaitu metode pembelajaran klinik yang mengutamakan dan menekankan pada tehnik konferensi. Metode konferensi ini merupakan kelompok diskusi tentang aspek praktik klinik. Konferensi klinik membantu penyelesaian masalah belajar yang menekankan pada analisa kritis terhadap masalah dan menggali alternatif dan pendekatan yang kreatif.
f. Problem solving
Metode problem solving merupakan metode yang membantu peserta didik menganalisis situasi klinik dengan mencari pokok masalah, mencari penyelesaian masalah, merancang tindakan yang perlu dilakukan, menggunakan pengetahuan dan klarifikasi keyakinan serta nilai yang dimiliki. Termasuk kemampuan berfikir membandingkan, mencari penyelesaian yang sesuai, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan berfiikir kritis dalam pengambilan keputusan, Pengambilan keputusan alternatif tindakan, evaluasi mandiri self reinforcement dan umpan balik.
g. Studi kasus
Studi kasus atau case incident study pada prinsipnya sama, yaitu metode pembelajaran klinik dengan tehnik pengelolaan kasus. Dalam studi kasus ini pada prinsipnya pengelolaan kasus dengan mengambil satu pasien atau keluarga.
h. Bed Side Teaching
Metode bed side teaching dilaksanakan untuk mendemonstrasikan sesuatu yang belum pernah diperoleh mahasiswa sebelumnya atau apabila mahasiswa menghadapi kesulitan penerapan, pemahaman mahasiswa lebih jelas karena jumlah mahasiswa dibatasi 5-6 mahasiswa saja. Bila ada kekeliruan dapat langsung diberikan umpan balik sehingga mahasiswa tidak melakukan kesalahan berulang serta sangat membantu dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan psikomotor mahasiswa (Lestari, 2009).
a. Observasi
Metode ini memberikan kesempatan peserta didik untuk mengamati kasus/obyek belajar/fenomena yang ada di klinik/lapangan. Tujuan observasi ini adalah untuk mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh gambaran secara nyata di klinik/lapangan, memberi kesempatan melihat praktik yang dilakukan oleh orang lain, dan memberi kesempatan mengobservasi praktik yang mungkin peserta didik tidak mempunyai peluang untuk melakukannya.
b. Pengalaman
Metode ini memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang merupakan bentuk penyediaan pengalaman langsung melalui praktik klinik yang melibatkan interaksi dengan klien secara nyata dan tim kesehatan yang ada di lapangan. Metode pengalaman langsung berdasarkan pada fenomena konsep belajar. Dengan memfasilitasi interaksi peserta didik dengan lingkungan profesi dan melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
c. Penugasan
Penugasan klinik merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik ditempatkan di suatu ruangan atau unit tertentu, yang memungkinkan peserta didik kontak langsung dengan klien dengan berbagai kondisi, pengalaman praktik dalam kelompok, staf atau tim kesehatan lain. Penugasan klinik ini sangat membantu peserta didik dalam menerapkan konsep dan teori ke dalam praktik, belajar bagaimana memadukan berbagai ilmu, mengembangkan keterampilan, sosialisasi praktik, terbiasa dengan lingkungan profesi dan terbiasa dengan lingkungan profesi dan mengembangkan kemampuan bekerja dengan orang lain. Metode penugasan klinik ini disesuaikan dengan tujuan kebutuhan belajar peserta didik, dasar pengetahuan peserta didik.
d. Simulasi atau Role-play
Metode role play atau simulasi ini dilakukan untuk tujuan memberi kesempatan peserta didik memerankan suatu aktifitas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode ini diawali dengan menyampaikan tujuan simulasi/role play, menjelaskan jalannya simulasi/role play, mengatur peserta didik untuk memerankan sesuai dengan apa yang akan disimulasikan/role play, melakukan uji coba pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh pembirnbing, memberikan komentar apabila waktu simulasi telah lewat, muncul masalah atau peserta didik kurang menguasai, melakukan konferensi atau diskusi setelah simulasi untuk membahas proses simulasi/role play.
e. Konferensi
Metode konferensi ini yang sering digunakan adalah dengan "Team teaching Conference", yaitu metode pembelajaran klinik yang mengutamakan dan menekankan pada tehnik konferensi. Metode konferensi ini merupakan kelompok diskusi tentang aspek praktik klinik. Konferensi klinik membantu penyelesaian masalah belajar yang menekankan pada analisa kritis terhadap masalah dan menggali alternatif dan pendekatan yang kreatif.
f. Problem solving
Metode problem solving merupakan metode yang membantu peserta didik menganalisis situasi klinik dengan mencari pokok masalah, mencari penyelesaian masalah, merancang tindakan yang perlu dilakukan, menggunakan pengetahuan dan klarifikasi keyakinan serta nilai yang dimiliki. Termasuk kemampuan berfikir membandingkan, mencari penyelesaian yang sesuai, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan berfiikir kritis dalam pengambilan keputusan, Pengambilan keputusan alternatif tindakan, evaluasi mandiri self reinforcement dan umpan balik.
g. Studi kasus
Studi kasus atau case incident study pada prinsipnya sama, yaitu metode pembelajaran klinik dengan tehnik pengelolaan kasus. Dalam studi kasus ini pada prinsipnya pengelolaan kasus dengan mengambil satu pasien atau keluarga.
h. Bed Side Teaching
Metode bed side teaching dilaksanakan untuk mendemonstrasikan sesuatu yang belum pernah diperoleh mahasiswa sebelumnya atau apabila mahasiswa menghadapi kesulitan penerapan, pemahaman mahasiswa lebih jelas karena jumlah mahasiswa dibatasi 5-6 mahasiswa saja. Bila ada kekeliruan dapat langsung diberikan umpan balik sehingga mahasiswa tidak melakukan kesalahan berulang serta sangat membantu dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan psikomotor mahasiswa (Lestari, 2009).
0 Komentar untuk "Metode Pembelajaran Klinis Keperawatan"