Saturday, September 13, 2014

Kebutuhan Tidur Pada Setiap Tahap Perkembangan Manusia


1.    Konsep tidur
Tidur merupakan suatu kondisi seseorang relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan dan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badan yang berbeda.
2.    Pengaturan tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskular, respirasi dan musculoskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasikan atau direkam dengan EEG untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan EMG dan EOG untuk mengukur pergerakan mata.  Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular Activity System (RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan, dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks cerebri (emosi, proses pikir).
Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin, misalnya noreepinerine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar synchronizing Resional (BSR). Bangun dari tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi. Seseorang yang mencoba untuk tidur mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks. jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.
3.    Tahapan Tidur
Normalnya tidur terbagi menjadi dua yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan Rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir.
a)    Tahapan tidur NREM
1)   NREM tahap I
·      Tingkat transisi
·      Merespon cahaya
·      Berlangsung beberapa menit
·      Mudah terbangun dengan rangsangan
·      Aktivitas fisik menurun, tanda vital dan metabolism menurun
·      Bila sedang terbangun terasa sedang bermimpi
2)   NREM tahap II
·      Periode suara tidur
·      Mulai relaksasi otot
·      Beralangsung 10-20 menit
·      Fungsi tubuh berlangsung lambat
·      Dapat dibangunkan dengan mudah
3)   NREM tahap III
·      Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
·      Sulit dibangunkan
·      Relaksasi otot menyeluruh
·      Tekanan darah menurun
·      Berlangsung 15-30 menit
4)   NREM tahap IV
·      Tidur nyenyak
·      Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulasi intensive
·      Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
·      Sekresi lambung menurun
·      Gerak bola mata cepat
 b)   Tahap tidur REM
·      Lebih sulit dibangunkan diandingkan dengan tidur NREM
·      Pada orang dewasa normal REM 20-25% dari tidur malamnya
·      Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi
· Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
 Karakteristik tidur REM :
1)        Mata                       : cepat tertutup dan terbuka
2)        Otot-otot                : kejang otot kecil, otot besar immobilisasi
3)        Pernapasan             : irregular, kadang dengan apneu
4)        Nadi                        : cepat dan ireguler
5)        Tekanan darah        : meningkat atau fluktuasi
6)        Sekresi gaster          : menignkat
7)        Metabolism             : meningkat, temperature tubuh naik
8)        Gelombang otak     : EEG aktif
9)        Siklus tidur             : sulit dibangunkan
4.    Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur :
a)    Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlikan waktu tidur lebih banyak dan normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronchitis, penyakit kardiovaskular, dan penyakit persyarafan.
b)   Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkunganyang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c)    Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d)   Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e)    Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga menggannggu tidurnya.
f)    Alkohol
Alcohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g)   Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
Diuretic                   : menyebabkan insomnia
Anti depresan         : supresi REM
Kaffein                   : meningkatkan saraf simpatis
Beta bloker             : menimbulkan insomnia
Narkotika                : mensupresi REM
5.    Pola tidur normal :
a)    Neonatus s.d 3 bulan
Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
Mudah berespon terhadap stimulus
Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
b)   Bayi
Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari
Tahap REM 20-30%
c)    Toddler
Tidur 10-12 jam/hari
25% tahap REM
d)   Preschooler
Tidur 11 jam pada malam hari
20% REM
Usia sekolah
Tidur 10 jam pada malam hari
18,5% tahap REM
e)    Adolensia
Tidur 8,5 jam pada malam hari
20% tahap REM
f)    Dewasa muda
Tidur 7-9 jam/hari
20-25% tahap REM
 g)   Usia dewasa pertengahan
7 jam/hari
20% tahap REM
h)   Usia Tua
6 jam/hari
20-25% tahap REM
Tahap IV NREM menurun dan kadang-kadang absen
Sering terbangun pada malam hari

SUMBER :
Tarwoto dan Wartonah. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperaawatan. 2003. Jakarta : Salemba Medika

No comments:

Post a Comment