Vascular access merupakan suatu cara untuk mencapai pembuluh darah pada seorang pasien dengan maksud dan tujuan tertentu. Biasanya tujuan dari vascular access, terutama pada kondisi gawat darurat pada kasus trauma adalah untuk memasukkan sejumlah cairan sebagai pengganti cairan yang hilang akibat perdarahan, serta untuk jalur memasukkan obat, dan juga untuk tujuan lain.
Vascular access memegang peranan vital dalam Advance Life Support yaitu sebagai jalur masuknya obat dan juga cairan (AHA, 2006).
B. TUJUAN
Secara umum tujuan dari vascular access adalah sebagai berikut (Blacka, 2010) :
1. Akses melakukan terapi cairan agar berhasil.
2. Menurunkan komplikasi dari penyakit yang dideritanya.
3. Menurunkan angka venipuncture yang dilakukan pada setiap pasien.
4. Untuk meningkatkan kepuasan pada pasien.
5. Mengurangi eksposure pada darah.
6. Menekan biaya perawatan yang harus dikeluarkan pasien.
C. AREA UNTUK VASCULAR ACCESS
Area yang bisa dilakukan untuk pemasangan vascular acces adalah :
1. Vena Perifer
a. Tempat Pemasangan Pada Vena Perifer
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan akses di vena perifer adalah ruang lingkup praktik dan juga faktor pembuluh darah vena yang kaitannya dengan ukuran dan aliran. Biasanya pemasangan melalui vena perifer adalah pemasangan untuk jangka waktu yang pendek. Vena yang dipilih pada akses vena perifer antara lain :
(Sumber : Blacka, 2010)
Gambar 1 : area pemasangan akses vena perifer
(Sumber : Blacka, 2010)
Sedangkan untuk ukuran diameter pembuluh darah vena perifer yang biasa untuk pemasangan akses vena perifer dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :
Gambar 2 : diameter vena
(Sumber : Blacka, 2010)
Ukuran jarum yang biasa digunakan untuk pemasangan akses vena perifer diantaranya sebagai berikut :
(Sumber : Blacka, 2010)
b. Prosedur PemasanganCara pemasangan akses intravena pada vena perifer adalah sebagai berikut :
1) Memilih vena-vena besar bila vena perifer kolaps, sering dipilih daerah lengan atas (antekubiti).
2) Membersihkan daerah pemasangan dengan cairan antiseptik.
3) Mengisi jalur infus (selang infus) dengan cairan kristaloid (hindari gelembung udara).
4) Membuat bendungan vena, masukkan jarum intravena, bila sudah tampak adanya aliran darah, hubungkan slang dan alirkan cairan infus.
c. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat pemasangan akses intravena, terutama vena perifer yaitu :
1) Komplikasi sistemik meliputi: kelebihan beban cairan, emboli udara, dan septikemia.
2) Komplikasi lokal meliputi: infiltrasi, flebitis, tromboflebitis dan hematoma.
2. Vena Sentral
a. Tempat Pemasangan Akses Vena Sentral
Pada pemasangan vena sentral, harus dilakukan secara hati-hati dan dilakukan oleh seorang petugas kesehatan dengan ketrampilan khusus. Pemasangan pada vena sentral biasanya digunakan untuk jangka waktu yang lama dan juga pada pasien yang memerlukan resusitasi cairan dalam jumlah yang besar. Pemasangan akses pada vena sentral biasanya dilakukan pada area sebagai berikut :
(Sumber : Blacka, 2010)
Pada kasus trauma, pemasangan akses vena sentral melalui vena jugularis internal mungkin tidak bisa dilakukan pada pasien yang terpasang collar neck ataupun spine long board. Selain itu pada kondisi hipovolemik, vena jugularis internal biasanya akan kolaps, sehingga kalau dipaksakan tetap dilakukan penusukan pada vena tersebut bersiko terjadi rupture arteri karotis akibat salah penusukan karena letaknya berdampingan dengan vena jugularis internal (Hulse and Thomas, 2010).
Gambar 3 : area pemasangan akses vena sentral
(Sumber : Blacka, 2010)
b. Indikasi Indikasi pemasangan akses pada vena sentral, antara lain :
1) Plasmapheresis
2) Dialysis
3) Transfusi darah berulang
4) Kebutuhan akan akses intravena yang berulang atau terus menerus
5) Kebutuhan akan therapy intravena saat akses vena perifer tidak dimungkinkan, missal :
1) Darah
2) Obat‐obatan
3) Rehidrasi
6) Monitoring Tekanan Vena sentral (central venous pressure,CVP)
7) Pemberian antibiotic intravena jangka‐panjang
8) Pemberian nutrisi parenteral jangka‐panjang
9) Kemoterapi
10) Pemberian obat yang cenderung menyebabkan phlebitis dalam vena perifer (caustic), seperti:
a) Calcium chloride
b) Chemotherapy
c) Hypertonic saline
d) Potassium Chloride
e) Amiodarone
c. Komplikasi
Pemasangan pada akses vena sentral merupakan pemasangan yang sangat sulit. Kalau tidak dilakukan oleh orang yang kompeten dan terjadi kesalahan dalam proses pemasangan, maka bisa menyebabkan komplikasi, yang diantaranya :
1) Dapat menyebabkan emboli udara.2) Arteri bisa pecah akibat salah dalam proses penusukan.
3) Bisa menyebabkan pneumothorax
Terjadi pada keteter yang ditempatkan di dada; insiden tertinggi dijumpai pada keterisasi vena subclavia. Pada kateterisaasi vena jugular interna, resiko peneumotorax dapat diminimalisir dengan penggunaan bantuan bimbingan ultrasound.
4) Salah dalam penempatan kateter5) Bisa menyebabkan trauma pada rongga thorax.
6) Infeksi
Semua kateter dapat memasukkan bakteri kedalam aliran darah.mekanisme infeksi dapat berupa infeksi local saat insersi,yang masuk kedalam kateter atau kolonisasi yang diikuti oleh infeksi lewat rute intralumen atau hematogen.
Bila dijumpai adanya tanda‐tanda infeksi maka dilakukan kultur darah yang diambil dari kateter dan vena. Jika kultur bakteri dari kateter lebih cepat (> 2 jam) dari vena, maka sumber infeksi adalah kateter. The Institute for Healthcare Improvement merekomendasikan lima langkah untuk mengurangi infeksi kateterisasi vena sentral yaitu:
a) Kebersihan tangan,b) Taat pada langkah‐langkah tindakan pencegahan,
c) Antiseptic chlorhexidine,
d) Pemilihan tempat kateterisasi
e) Melepas kateter secepatnya bila tidak dibutuhkan lagi
SUMBER :
Blacka, J, 2010, Vascular Access in the Emergency Setting, Mayo Health Care, http://www.mayohealthcare.com.au/education/pdf/forums/Vascular%20Access%20in%20the%20Emergency%20Setting.pdf. Diakses pada tanggal 20 Juli 2012
No comments:
Post a Comment