Cidera kepala biasanya terjadi pada kasus kecelakaan lalu lintas. Menurut Reed, 2007 dalam Initial Management of Closed Head Injury in Adults trauma kepala merupakan suatu kondisi yang menyebabkan pasien mempunyai indikasi untuk dirawat ke rumah sakit akibat trauma tumpul akut pada kepala, dengan atau tanpa disertai dengan riwayat penurunan kesadaran atau amnesia. Karakteristik dari cidera kepala adalah :
1. Adanya pukulan langsung/benturan pada kepala (mekanisme akselerasi dan deselerasi).2. Adanya durasi penurunan kesadaran yang berubah-ubah.
3. Durasi defisit neurologis yang berubah-ubah.
Klasifikasi dari cidera kepala adalah :
Mild head injury merupakan kondisi pasien yang datang ke rumah sakit dengan nilai GCS 14-15 yang disertai dengan trauma tumpul/benturan akut pada kepala. Secara umum, manajemen penanganan pada pasien dengan mild head injury dijelaskan dengan bagan sebagai berikut :
(Sumber : Reed, 2007)
Pada kasus head injury, biasanya dilakukan tindakan CT Scan untuk mengetahui kondisi perdarahan pada intracranial. Menurut National Institute for Health and Clinical Excellence, dalam jurnal Acute Traumatic Brain Injury: A Review of Recent Advances in Imaging and Management yang ditulis oleh Wilson and Green, 2009, maka indikasi dilakukan CT Scan pada head injury adalah :
1. Nilai GCS kurang dari 13 sejak terjadi injury.2. GCS sama dengan 13 atau 14 setelah 2 jam post trauma
3. Indikasi suspek fraktur pada tulang tengkorak
4. Adanya tanda-tanda fraktur basis crania
5. Kejang post trauma
6. Deficit neurologis fokal
7. Episode muntah lebih dari satu kali.
8. Amnesia lebih dari 30 menit.
Pada kasus trauma kepala, dan terjadi perdarahan pada jaringan cerebral, maka aliran oksigen ke jaringan cerebral akan berkurang. Hal ini sesuai dengan Cecil et al, 2011 dalam sebuah jurnal Traumatic Brain Injury Advanced Multimodal Neuromonitoring From Theory to Clinical Practice. Dalam jurnal tersebut menyebutkan bahwa pada kondisi jaringan yang mengalami kekurangan oksigen, maka metabolisme aerob akan bergeser ke metabolisme anaerob. Pada metabolisme aerob 1 molekul glukosa akan diubah menjadi 36-38 ATP. 2 ATP dihasilkan di sitoplasma melalui proses glikolisis, 2 ATP dihasilkan di mitokondria melalui siklus krebs dan 32 ATP diantaranya dihasilkan dari transfer electron yang membutuhkan oksigen. Pada kondisi anaerob, maka hanya 2 ATP yang dihasilkan dari setiap pemecahan 1 molekul glukosa, karena transfer electron tidak terjadi. Karena terjadi deficit energy, maka terjadi kalsium influx. Influx nya kalsium akan mengaktivasi fosfolipase, sehingga menyebabkan lapisan fosfilipid pada membrane sel akan mengalami kerusakan/pecah. Akibat pecahnya lapisan membrane sel, maka Na dan K pump akan terbuka sehingga Na akan influx ke dalam sel dan K akan keluar dari dalam sel. Na akan masuk ke dalam sel dan membawa/berikatan dengan air, sehingga lama-kelamaan pada jaringan cerebral akan mengalami oedema. Oedema cerebral ini yang akan menyebabkan peningkatan TTIK. Selain itu, asam piruvat hasil pemecahan glukosa akan diubah menjadi laktat saat kondisi anaerob. Peningkatan laktat akan menyebabkan pH sel turun, dan menyebabkan kematian sel.
No comments:
Post a Comment