Wednesday, June 17, 2015

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Tokoh dari psikososial adalah Erik Erikson (1902-1994). Erikson sebenarnya adalah seorang psikoanalisa dan menyetujui banyak gagasan Freud. Namun demikian, ia memberikan banyak penekanan pada aspek-aspek sosial dan budaya perkembangan. Erikson juga meyakini bahwa perkembangan berlangsung sepanjang hidup bukan sekadar pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang menentukan kesehatan psikologis di masa dewasa. Menurut Erikson, ada delapan tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa akhir yang disebut dengan “delapan umur manusia”, yaitu : 1) Kepercayaan vs ketidakpercayaan (Trust vs Mistrust) Usia bayi baru lahir sampai 18 bulan. Anak-anak mengembangkan rasa percaya bila orang-orang yang mengasuhnya memberikan keandalan, perhatian dan kasih sayang. Ketiadaan hal tersebut akan menimbulkan ketidakpercayaan. Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah makan. 2) Otonomi vs rasa malu dan ragu (Autonomy vs Shame and Doubt) Dimulai pada usia 2 sampai 3 tahun. Anak perlu mengembangkan rasa pengendalian diri atas keterampilan-keterampilan fisik dan rasa kemandirian. Keberhasilan tahap ini akan mendorong perasaan otonomi, kegagalan akan menimbulkan perasaan malu dan ragu. Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah latihan ke toilet. 3) Inisiatif vs rasa bersalah (Initiative vs Guilt) Dimulai pada usia 3 sampai 5 tahun. Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah kegiatan eksplorasi. Anak-anak perlu mulai menunjukkan kendali dan kekuasaan atas lingkungan. Keberhasilan dalam tahap ini akan mendorong rasa bertujuan, sedangkan kegagalan akan menimbulkan rasa bersalah dan penolakan. 4) Industri vs inferioritas (Industry vs Inferiority) Usia sekolah (6 sampai 11 tahun). Anak-anak perlu mengatasi tuntutan-tuntutan sosial dan akademik baru. Keberhasilan memunculkan rasa berkemampuan, sedangkan kegagalan memunculkan perasaan inferioritas. Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah sekolah. 5) Identitas vs kebingungan peran (Identity vs Identity Confusion) Masa remaja (12 sampai 18 tahun). Remaja perlu mengembangkan rasa diri dan identitas pribadi. Keberhasilan memunculkan kemampuan untuk tetap yakin pada diri sendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan kebingungan peran dan rasa diri yang lemah. Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah hubungan sosial. 6) Keintiman vs kesendirian (Intimacy vs Isolation) Masa dewasa muda (19 sampai 40 tahun). Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah hubungan. Orang dewasa muda perlu membentuk hubungan dekat dan cinta dengan orang lain. Keberhasilan akan memunculkan hubungan kuat, kegagalan akan menghasilkan kesepian dan kesendirian. 7) Generativitas vs stagnasi (Generativity vs Stagnation) Masa dewasa menengah (40-65 tahun). Orang dewasa perlu menciptakan atau memelihara hal-hal yang akan menjadi penerus hidup mereka, kerap dengan memiliki anak atau menciptakan suatu perubahan positif yang member manfaat bagi orang lain. Keberhasilan mendorong perasaan kebergunaan dan pencapaian, sedangkan kegagalan menghasilkan keterlibatan yang rendah di dunia. Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah bekerja dan menjadi orang tua. 8) Integritas ego vs keputusasaan (Integrity vs Despire) Masa dewasa akhir (65 tahun sampai meninggal). Orang dewasa akhir perlu melihat ke belakang dalam kehidupan mereka dan merasakan suatu rasa pemenuhan. Keberhasilan tahap ini mendorong perasaan arif, sedangkan kegagalan menghasilkan penyesalan, kepahitan, dan keputusasaan. Contoh peristiwa penting pada tahap ini adalah refleksi atas kehidupan. Menurut teori Erikson, setiap tahap dibangun atas dasar keberhasilan penuntasan tahap sebelumnya dan tantangan-tantangan dalam setiap tahap yang tidak dituntaskan dengan baik kemungkinan akan muncul kembali berupa masalah-masalah di masa mendatang.

No comments:

Post a Comment