Pentingnya Early Warning System Diterapkan di Rumah Sakit

Perburukan kondisi pasien yang tidak diantisipasi dengan cermat dapat mengarah kepada kondisi cardiac arrest (henti jantung) yang dapat menyebabkan kematian. Data menunjukkan bahwa angka kejadian In-Hospital Cardiac Arrest (IHCA) di dunia masih tinggi. Angka kejadian IHCA di Amerika Serikat setiap tahunnya mencapai 200.000 kasus pada pasien dewasa dan 6000 kasus pada pasien anak (Merchant et al., 2011). Hasil penelitian yang lain juga menunjukkan rata-rata insiden cardiac arrest di ICU bervariasi antara 5.6 – 78.1 kasus per 1000 pasien yang dirawat di ICU (Efendijev et al., 2014). Sementara itu angka keberhasilan hidup/survival dari kejadian IHCA masih relative kecil walaupun pada beberapa dekade terakhir mengalami peningkatan. Data menunjukkan sekitar setengah dari semua pasien dewasa dapat mencapai Return of Spontaneous Circulation (ROSC) setelah mengalami IHCA dan hanya kurang dari seperempatnya yang dapat bertahan hidup di rumah sakit (Chan, 2015; Girotra, 2012). Untuk menekan angka mortalitas tersebut, maka diperlukan upaya komprehensif dan berkesinambungan mulai dari upaya pengenalan dini (early warning system), pengaktifan code blue dan juga perawatan pada pasien post cardiac arrest. Dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) tahun 2018, early warning system masuk dalam Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP 3.1) yang menunjukkan bahwa seluruh staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan. Dengan demikian, kriteria penilaian pada PAP 3.1 ini setiap rumah sakit harus memiliki regulasi pelaksanaan EWS, bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS, bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS, dan pencatatan hasil EWS. Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk mengenali sedini mungkin pasien yang kondisinya mengalami perburukan. Sebagian besar pasien yang mengalami cardiac arrest sebelumnya sudah memperlihatkan tanda-tanda fisiologis di luar kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan early warning system (EWS). Penerapan early warning system (EWS) akan membuat tenaga kesehatan mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini mungkin dan bila perlu mencari bantuan pada sumber daya yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih baik.
0 Komentar untuk "Pentingnya Early Warning System Diterapkan di Rumah Sakit"

About Me

My photo
Assalamuálaikum. Sugeng rawuh di gubuk kami. Saya sangat senang dan berterima kasih kalau ada teman-teman yang mau berbagi ilmu di sini.

fijaytrangkil@gmail.com

Powered by Blogger.
Back To Top